Ahli Tiongkok Teliti Kemanjuran Vaksin Beda Merek

Ahli Tiongkok Teliti Kemanjuran Vaksin Beda Merek

SEJUMLAH populasi dunia bertanya-tanya bolehkah disuntik dua jenis vaksin yang berbeda merek. Penelitian terbaru dari Tiongkok mengungkapkan bahwa penerima dapat menerima suntikan Covid-19 dari merek berbeda asalkan menggunakan teknik yang sama.

Seorang pejabat kesehatan Tiongkok mengatakan pada pekan lalu, menanggapi kesulitan populasi dalam menerima vaksin dosis kedua karena pasokan yang terbatas. Pakar Kesehatan seorang pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok (NHC), Wang Bin, mengatakan pada konferensi pers bahwa pasokan akan ditingkatkan untuk memenuhi permintaan dan prioritas akan diberikan kepada orang menunggu dosis kedua mereka. Suntikan kedua harus diberikan dalam waktu 3-8 minggu setelah suntikan pertama.

“Pada beberapa kondisi khusus, orang dapat menerima suntikan kedua dari produsen yang berbeda tetapi dikembangkan menggunakan teknik yang sama,” kata Wang.

Hampir 250 juta suntikan telah diberikan di Tiongkok menurut NHC, melebihi 234,6 juta dosis yang diberikan di AS pada hari yang sama. Vaksin yang saat ini digunakan di Tiongkok adalah vaksin yang dibuat dengan metode yang sama. Yaitu dengan membuat vaksin dari virus yang tidak aktif pada vaksin Sinopharm dan Sinovac, vaksin vektor adenoviral rekombinan dari CanSinoBIO dan vaksin subunit rekombinan dari Anhui Zhifei Longcom Biologic Pharmacy.

Artinya, mencampur dua vaksin produsen yang berbeda dapat ditoleransi jika ada kekurangan vaksin. “Kami juga berharap metode ini, dalam kondisi yang ideal, agar vaksinasi lebih efektif,” kata Ahli vaksin yang berbasis di Guangzhou, Zhuang Shilihe, kepada Global Times.

Namun, karena kurangnya studi, Zhuang menyarankan penerima harus mencoba menerima suntikan dari produsen yang sama meski intervalnya akan diperpanjang. Mencampur berbagai vaksin bahkan yang dibuat dengan teknik berbeda telah dilakukan atau diuji klinis di beberapa tempat yang menghadapi epidemi serius, seperti Brasil dan Inggris.

Global Times mengetahui bahwa BioNTech sedang melakukan penelitian tentang pencampuran inokulasi untuk menggabungkan vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dengan vaksin vektor Tiongkok yang tidak aktif atau adenovirus untuk meningkatkan efisiensi. Para peneliti di Hongkong juga melakukan uji klinis, mencampurkan vaksin Pfizer mRNA dengan vaksin nonaktif Sinopharm.

Otoritas dan produsen Tiongkok juga telah mempelajari cara meningkatkan kemanjuran vaksin yang ada dengan mencampurkannya. Hal itu diungkapkan Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok Gao Fu.(JP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: